RESUME TEORI PERANCANGAN KOTA

A.  TEORI YANG BERKAITAN DENGAN PERANCANGAN KOTA

1.     Elemen Citra Pembentuk Ruang Kota – Kevin Lynch 1990
Penampilan suatu kota akan lebih mudah dikenal jika kota tersebut memiliki suatu ciri khas. Ciri khas kota tersebut dapat dibentuk dari suatu aspek, yaitu citra kota. Citra kota dipengaruhi oleh penampakan fisik kota. Menurut Kevin Lynch ada lima citra pembentuk kota, yaitu path(jalur), edge(tepian), district(kawasan), nodes(simpul), dan landmark(penanda).
PATH – Jalur atau jalan yang digunakan sebgai sirkulasi pergerakkan, seperti jalan, jembatan, rel kereta api, dan pedestrian
ELEMEN – elemen linier yang bukan digunakan sebagai jalur atau sirkulasi dan juga dapat berupa pemisah kawasan, seperti pantai, dinding, jajaran pohon, pagar dan sungai
DISTRICT  - kawasan yang memiliki ciri khas khusus atau kesamaan fungsi wilayah, latar belakang sejarah dan sebagainya yang dapat drasakan secara langsung oleh penghuni atau pengunjungnya
NODES – simpul dijadikan sebagai tempat bagi manusia untuk masuk dan keluar dari kawasan satu ke kawasan lainnya, tetapi juga memiliki citra sebgai suatu tempat, seperti pasar, taman, jembatan, square dan sebgainya
LANDMARK – benda fisik yang berada di suatu kota yang dapat dijadikan sebgai titik acuan, sehingga dapat terlihat dari setiap sudut kota, seperti bangunan, monument, toko atau gunung.


2.     Delapan Elemen Perancangan Kota – Hamid Shirvani

Agar suatu kota mempunyai karaktersitik yang jelas, maka dalam merancang suatu kota harus memperhatikan elemen-elemen perancangan kota seperti elemen perancangan kota yang diklasifikasikan oleh Hamid Shirvani. Terdapat delapan elemen yang dikemukakan Hamid Shirvani, antara lain land use(tata guna lahan), building form and massing(bentuk dan masa bangunan), sirculation and parking(sirkulasi dan parkir), open space(ruang terbuka), pedestrian ways(jalur pejalan kaki), activity support(pendukung aktivitas), signage(penanda), dan preservation(preservasi).

LAND USE – Rancangan dua dimensi berupa denah atau peta yang menggambarkan peruntukkan lahan pada suatu wilayah atau kota. Pemetaan bertujuan untuk memetakan atau mengelompokkan lahan sesuai dengan daya dukung dan kesesuaian lahan.

BUILDING FORM AND MASSING – Keteraturan ruang suatu kota ditentukan pula oleh keadaan bangunan, seperti ketinggian bangunan, jarak antar-bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya. Pengeturan akan hal-hal tersebut sangat diperlukan agar suatu kota memiliki garis langit – horizon(skyline) yang dinamis serta terhindar dari adanya lst space(ruang tidak terpakai)

SIRCULATION AND PARKING – Sirkulasi kota dapat membentuk, mengarahkan dan mengendalikan pola aktivitas atau pergerakkan manusia dalam suatu kota dan juga dapat membentuk karakter suatu daerah. Sedangkan parkir sangat dibutuhkan suatu kota karena dapat mempengaruhi kualitas lingkungan, yaitu kelangsungan aktivitas komersial dan visual suatu kota.

OPEN SPACE – Ruang terbuka menyangkut dengan lanskap, yang terdiri atas elemen keras(hardscape:jalan, trotoar, patung, bebatuan, dsb.) dan elemen lunak(softscape : tanaman dan air)

PEDESTRIAN WAYS – Jalur pejalan kaki tidak boleh disepelekan karena sangat mendukung pergerakkan manusia dari suatu tempat ke tempat lain yang mungkin dapat ditempuh dengan jarak yang dekat hingga jauh. Untuk itu pedestrian harus dirancang agar dapat memberi kenyamanan pada pejalan kaki

ACTIVITY SUPPORT – Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan, seperti pusat perbelanjaan, taman rekreasi, alun-alun dan sebagainya.

SIGNAGE – Keberadaan penanda seperti petunjuk arah jalan, rambu lalu lintas, media ikan dan berbagai bentuk penanda lain dapat mempengaruhi visualisasi kota, baik makro maupun mikro. Untuk itu pemasangannya harus dapat menjaga keindahan visual bangunan perkotaan.

PRESERVATION – Dalam perancangan kota yang dimaksud dengan preservasi adalah perlindungan terhadap tempat tinggal (permukiman), dan urban place(alun-alun, plasa, area perbelanjaan) serta perlindungan terhadap bangunan bersejarah


3.     Teori Roger Trancik

Sebagai landasan dalam  penelitian perancangan perkotaan secara historis dan modern, Roger Trancik mengemukakan tiga pendekatan. Pendekatan ini dipandang oleh para arsitek yang memandang kota sebagai produk. Teori ini dipandang sebagai strategi perancangan kota yang menekankan produk perkotaan secara terpadu.

TEORI FIGURE GROUND – Bentuk analisa melalui pola perkotaan, yaitu hubungan antara bentuk yang dibangun(building mass) dan ruang terbuka( open space) atau tentang lahan terbangun(urban solid) dan lahan terbuka(urban void).

Urban Solid
Urban Void
·         Massa bangunan, monument
·         Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan
·         Edges yang berupa bangunan
·         Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara public dan privat
·         Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi masa bangunan bersifat semi privat sampai privat
·         Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat public karena mewadahi aktivitas public berskala kota
·         Area parkir public bias berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preservasi kawasan hijau
·         Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier, seperti aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah

TEORI LINKAGE – Linkage dipahami dari segi dinamika perkotaan dan merupakan alat yang baik untuk memperhatikan dan menegaskan hubungan – hubungan dan gerakan-gerakan dalam ruang perkotaan(uraban fabric). Linkage juga berarti garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang datu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain.
Linkage perkotaan juga terbagi dalam tiga pendekatan yang berbeda, yaitu linkage yang visual, linkage yang structural, dan linkage yang kolektif.
Linkage yang visual
  • ·         Garis: menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa ( bangunan atau pohon)
  • ·         Koridor: dibentuk oleh dua deretan masa yang membentuk sebuah ruang
  • ·         Sisi : menghubungkan dua kawasan dengan satu masa. Mirip elemen garis namun sisi bersifat tidak langsung
  • ·         Sumbu: mirip dengan elemen koridor, namun dalam menghubungkan dua daerah lebih mengutamana salah satu daerah saja
  • ·         Irama : menghubungkan dua tempat dengan variasi massa ruang

Linkage yang structural
  • ·         Tambahan : melanjutkan pola pembangunan yang sudah ada sebelumnya
  • ·         Sambungan : memperkenalkan pola baru pada lingkungan kawasan
  • ·         Tembusan : terdapat dua atau lebih pola yang sudah ada disekitarnya dan akan disatukan sebagai pola=pola sekaligus menembus didalam suatu kawasan

Linkage yang kolektif
  • ·         Compositional form : bangunan yang berdiri sendiri secara dua dimensi
  • ·         Mega form: susunan-susunan yang dihubungan ke sebuah kerangka berbentuk garis lurus dan hirarkis
  • ·         Group form : bentuk ini berupaka akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang terbuka. Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola ini.

                
Gambar 2 Linkage visual                                                                               Gambar 3 Linkage struktural

Gambar 4 Linkage kolektif

TEORI PLACE – Teori ini menjelaskan tentang seberapa penting tempat-tempat perkotaan terhadap sejarah, budaya dan sosialisasinya. Analisa place adalah alat yang baik untuk:
-          Memberikan pengertian mengenai ruang kota melalui tanda kehidupan perkotaannya
-          Memberi pengertian mengenai ruang kota secara kontekstual

Menurut Trancik(1986), sebuah ruang(space) akan ada jika dibatasi dnegan sebuah void dan sebuah space akan menjadi sebuah tempat (palace) jika memiliki arti dari lingkungan dimana ia berada, seperti sebuah jalan yang bermula sebagai space dapat menjadi place bila dilingkupi dengan adanya bangunan yang ada di sepanjang jalan, dan atau keberasaan landscape yang melingkupin jalan tersebut. Sebuah place akan menjadi kuat keberadaannya jika tempat(place) tersebut memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang  berarti bagi lingkungannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANAZ KHAIRUNNAS - WIRAUSAHAWAN SUKSES

ANALISIS RENCANA STRUKTUR & POLA RUANG KOTA

Waterfront City